Selasa, 05 Februari 2013

SEBUAH CERITA DAN DERITA

Nama saya A. Sendhi Marvianto Putro, saat ini saya masih berstatus pelajar di SMK Katolik St. Mikael Surakarta (bentar lagi mahasiswa haha). Selama bersekolah di sini berbagai 1001 kisah kulalui , awal mula bermula ketika saya mengikuti MOS selama 3 hari. Selama MOS saya di bikin pusing untuk mencari barang-barang yang sebetulnya gampang untuk dicari tapi malah dibikin sulit untuk mencarinya. Bentakan para algojo tak menyurutkan niatku untuk tetap sabar menghadapi berbagai cemoohan, tapi semua itu untuk menguatkan mental saya selama saya berada di bengkel yang terkenal dengan algojo neraka ketika kita melakukan kesalahan. MOS terlewatkan dengan sendirinya, dikelas X saya berada di kelas XB, pengalaman pahit saya dapatkan ketika saya kelas X. Saya mengalami kecelakaan setelah 1 minggu masuk sekolah. Saya ketinggalan praktek bengkel dan mendapat minus 25 jam dan pelajaran teori ketinggalan selama 10 hari. Saya sebetulnya disuruh untuk cuti, tapi saya menolak untuk itu. Dengan kondisi tangan di gip, saya nekat untuk ikut mengikuti praktek kerja bangku, setiap hari saya lembur untuk menyaur minus dan ketertinggalan kompetensi dan hingga akhirnya semuanya terlewatkan begitu saja. Amin Puji Tuhan

Di Kelas XI saya masih setia dengan kelas B, oleh sebab itu saya di tempatkan di kelas XIB. Selama berada di kelas XI, banyak guru guru menilai kelas XIB sebagai kelas urakan, kelas yang bikin gaduh, setiap pelajaran ramai terus, banyak yang tidur saat pelajaraan, pokoke yang jelek-jelek kita dapatkan. Padahal itu semua salah, kelas XIB adalah kelas yang unik, kompak, mementingkan kebersamaan, dan juga keadilan. Lama kelamaan julukan kelas yang di cap jelek oleh guru guru menghilang dan terlupakan, semua berlalu begitu saja ...

Di kelas XII, saya tetap berada di kelas B, yaitu kelas XIIB. Di kelas XII ini kebersamaan dan kekompakan semakin erat. Terwujud ketika foto buku perpisahan yang di adakan di Kota Semarang, tepatnya di daerah Kota Tua. Kita semua berbaur menjadi satu, satu kesatuan yang tak akan terpecah hingga kita lulus 100% dari SMK St Mikael Surakarta. "mlebu bareng, metu bareng !!!"
Bagi saya kelas B adalah kelas yang unik, penuh canda tawa, penuh cerita, penuh derita, penuh tanggung jawab, disiplin (terkadang), dan jujur. LANJUTKAN !!!


Tak lupa dengan semangat djoeang yang di miliki para manuk-manuk mikael atau dengan nama lain Mico Mania yang tak henti-hentinya meneriakkan yel-yel penyemangat bagi para pemain basket, futsal, sepakbola, dll. Dan tak lupa juga dengan aksi Chemico yang tak henti hentinya bikin kita semua tertawa dan bangga kepadamu. Salut dengan semangat djoeang yang kalian miliki, pertahankan gelar juara bertahan !!!

                        http://sphotos-b.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash3/554677_2126931069963_706397945_n.jpg

Mico Mania adalah salah satu basis suporter terbesar dan terbaik di Kota Bengawan selama 3 tahun berturut turut, mereka loyalitas dan totalitas, mereka tak akan pernah mati dan berhenti bernyanyi, mereka selalu mendukung, bernyanyi dan menari bersama dimana pun Mico Solo berada, dan selalu haus akan kemenangan demi kejayaan Michael College !!! FORZA MICHAEL 1962 !!!





»»  READMORE...

Senin, 04 Februari 2013

ULTRAS !!!!

 


SEPERTI APA ULTRAS ??? 
Ultras tidak bisa lepas dari tanah italia. Ultras pertama dalam sejarah Italia adalah sekelompok pendukung klub sepakbola berusia sekitar 15 sampai 25 tahun yang jelas dapat dibedakan dengan model klasik pendukung sepakbola dewasa, yang lahir sekitar akhir tahun 1960an dan awal 1970an. Mereka biasanya berkumpul di bagian paling murah di stadion, biasanya para ultras italia berkumpul di tribun belakang gawang yang lebih di kenal dengan CURVA (Curva Nord, Curva Sud) dan biasanya mereka mendapat keringanan tiket oleh klub, dan dengan segera mereka menjadi sebuah karakter unik dari keseluruhan sepak bola Italia. Mereka sangat dapat dibedakan dengan penonton biasa yaitu mereka selalu berkumpul membentuk kelompok- kelompok dengan banner berukuran raksasa bertuliskan nama kelompok (berdasarkan tempat terbentuknya atau kesamaan orientasi politik) dan memakai pakaian- pakaian militer (hardcore ultra) dengan aksesoris wajibnya yaitu parka, sepatu boot Dr. Marten, pakaian perang dan jaket yang dikalungi syal dengan warna klub yang mereka cintai. (sangat kontras dengan penampilan supporter di Indonesia).
http://i1.ytimg.com/vi/DWxweqbAwl0/mqdefault.jpg

Para ultras biasanya mewakili suatu ideologi, politik, fasisme dan dengan latar belakang yang lain, begitu juga di italia Peran para ultra dalam perubahan sebuah klub di Italia lebih besar perannya dibanding para hooligan di tanah Inggris.

Ultras pertama dan tertua di Italia adalah Milan's Fossa dei Leoni ( Sarang Singa ) yang didirikan pada tahun 1968, yang kemudian menetap di bagian paling murah di stadion San Siro di sektor 17. Kemudian pada tahun 1969 muncullah Ultras Sampdoria (kelompok pertama yang menyebut diri mereka ultras), diikuti oleh "The Boys" dari Inter Milan. Dan pada tahun 1970an banyak bermunculan ratusan kelompok-kelompok kecil di stadion yang kemudian membentuk kelompok besar seperti Yellow-blue Brigade Verona, Viola Club Viesseux Fiorentina ( 1971), Naples Ultras (1972), Red and Black Brigade Milan, Griffin's Den Genoa dan Granata Ultras Torino (1973), For Ever Ultras Bologna (1975), Juventus Fighters (1975), Black and Blue Brigade Atalanta (1976), Eagle's Supporters Lazio dan Commando Ultras Curva Sud (CUCS).
Kode Etik ULTRA
Di sepakbola Italia, Ultras dikenal sebagai Tuhan didalam stadion, merekalah yang berkuasa. Biasa bertempat di tribun di belakang garis gawang, dimana di tribun tersebut memiliki kekhususan, yaitu polisi tidak diperkenankan berada di tribun ini atau muncul masalah. Seperti kita lihat pada partai Derby Roma - Lazio, dimana ultras dapat membatalkan pertandingan dengan isu ada anak kecil yang ditembak polisi.

Di Italian ultras ini, mereka memiliki tradisi, yaitu pertempuran antar grup ultras, artinya sah-sah aja kalo salah satu grup ultras berkelahi dengan grup ultras lainnya, dan sebagai bukti kemenangan, maka bendera dari grup ultras yang kalah akan diambil oleh sang pemenang. Kode etik dari ultras lainnya ialah, seburuk apapun para tifosi ini mengalami kekejaman dari tifosi lainnya, maka tidak diperkenankan untuk lapor polisi.

Kekerasan juga menjadi hal yang buruk dalam sejarah ultras di Italia, tetapi diluar itu, mereka juga memiliki kode etik tersendiri dalam kehidupannya. Biasanya grup ultras akan bertempat di suatu tribun di stadion di Italia, dan dipimpin oleh seseorang yang disebut CapoTifoso. Masalah timbul apabila ada seseorang (diluar grup ultras) yang telah memiliki tiket resmi, dan sudah antri untuk masuk ke tribun yang kebetulan ditempati ultras dan mendapat tempat yang nyaman, tetapi ketika grup ultras masuk, maka orang tersebut akan diusir dari tempat duduknya, memang tidak fair. Seorang CapoTifoso juga memiliki kekuatan tersendiri di tribun tersebut, apabila ia memerintahkan untuk melempar benda-benda kelapangan, maka akan dilemparkan benda tersebut ke lapangan, tetapi apabila ia melarang, maka tidak ada satupun tifosi yang berani melawannya.
Kekerasan Di Sepak Bola Itali
Budaya kekerasan dalam dunia sepakbola sering diidentikkan dengan kerusuhan antar suporter maupun perkelahian antar pemain dan ofisial tim. Pandangan tersebut tidaklah salah hanya saja tidak selamanya sepakbola itu selalu penuh dengan kekerasan meskipun sepakbola itu sendiri adalah olahraga yang keras.

Kekerasan dalam sepakbola tersebut merupakan evolusi dari budaya Ultras dan hooliganisme yang saat ini telah berkembang ke seluruh penjuru dunia. Hooliganisme tidak hanya mendorong kekerasan di dalam stadion tetapi juga menyebarkan benih-benih kekerasan di luar stadion. Sepak bola Italia menyimpan cerita kelam. Di sana sering kali muncul kericuhan yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.

Terkadang kalau dipikir memang aneh dan memalukan tapi di dalam dunia ultras dan kefanatikan kejadian seperti itu adalah hal yang biasa dan jika sesama keluarga ada sebuah perbedaan prinsip dan ideologi itu hal yang tidak memalukan dan tidak pula aneh, walaupun ultras terkadang mengesampingkan akal sehat karena terkadang terpengaruh alkohol atau pun obat-obatan.


Empat poin inti dari mentalitas ultras adalah:
• tidak pernah berhenti bernyanyi atau melantunkan selama pertandingan, tidak peduli apa hasilnya
• tidak pernah duduk selama pertandingan
• menghadiri permainan sebanyak mungkin (home dan away), tanpa biaya dan tidak mempedulikan jarak
• kesetiaan kepada yang berdiri di kelompok ini dikenal sebagai Curva atau Kop.
Kelompok ultra biasanya memiliki perwakilan yang liaises dengan pemilik klub secara teratur, terutama mengenai tiket, alokasi kursi dan fasilitas penyimpanan atribut. Beberapa kelompok klub menyediakan tiket murah, kamar untuk penyimpanan bendera dan spanduk, dan awal akses ke stadion sebelum pertandingan dalam rangka untuk mempersiapkan display. Hal ini sering menjadi bahan kritikan oleh suporter non-ultras, dan beberapa diantara penonton ultras mengkritik karena tidak pernah duduk selama pertandingan karena terhalang display spanduk dan bendera. 

sumber
»»  READMORE...

ULTRAS AC MILAN


Secara sejarah, AC Milan (dipanggil dengan "Milan" saja di Italia) didukung oleh kaum pekerja dan kelas buruh di Milan yang umumnya merupakan para pendatang dari daerah Italia selatan (atas dasar itulah julukan "Casciavit" / obeng diberikan untuk Milan), sementara Inter lebih didukung orang-orang kaya. Meskipun begitu, pada beberapa tahun terakhir, basis pendukung telah banyak berubah. Milan kini dimiliki oleh raja media dan Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi, sementara Inter dimiliki pebisnis garis tengah-kiri, Massimo Moratti.

Basis pendukung Milan yang disebut Milanisti mayoritas berhaluan politik sayap kiri, berseberangan dengan Inter yang didominasi oleh pendukung yang secara tradisional berhaluan sayap kanan. Grup pendukung (ultras) yang terkenal dari Milan adalah Fossa Dei Leoni yang beraliran ekstrem kiri, dan Brigate Rossonere yang beraliran ekstrem kanan. Menyusul keributan dengan suporter Inter pada derby musim kompetisi 2005/2006, Fossa Dei Leoni membubarkan diri secara organisasi. Meskipun begitu, massa mereka masih setia mendukung Milan di tribun khusus bagian selatan stadion San Siro bersama kelompok lain, dengan sebutan Curva Sud.
 






»»  READMORE...

ULTRAS INTER MILAN


 

Inter adalah salah satu klub yang paling didukung di Italia, menurut sebuah penelitian Agustus 2007 oleh surat kabar Italia La Repubblica historis, bagian terbesar dari fans Inter dari kota Milan telah menjadi kelas menengah borjuis Milanese, sementara Milan penggemar biasanya bekerja kelas dan sebagian besar adalah pendatang dari Italia Selatan.
Kelompok ultras tradisional Inter adalah anak laki-laki San, mereka mengadakan tempat yang signifikan dalam sejarah adegan ultras pada umumnya karena fakta bahwa mereka adalah salah satu yang tertua, yang didirikan pada tahun 1969. Secara politis, ultras Inter biasanya dianggap sayap kanan dan mereka memiliki hubungan yang baik dengan ultras Lazio. Serta kelompok utama Boys San, ada empat kelompok yang lebih signifikan: Viking, Irriducibili, Ultras, dan Brianza Alcoolica.Fans Inter yang paling vokal diketahui berkumpul di Curva Nord, atau kurva utara dari stadion Giuseppe Meazza. Tradisi lama telah menyebabkan Curva Nord yang identik dengan sebagian besar klub mati-keras pendukung, yang membentangkan spanduk dan bendera gelombang untuk mendukung tim mereka.Inter memiliki beberapa persaingan, dua di antaranya sangat signifikan dalam sepak bola Italia, pertama, mereka berpartisipasi dalam della antar kota Derby Madonnina dengan Milan, persaingan telah ada sejak Inter pecah off dari Milan pada tahun 1908. Nama derby merujuk kepada Santa Perawan Maria, yang patung di atas Katedral Milan merupakan salah satu atraksi utama kota. Pertandingan biasanya menciptakan suasana yang hidup, dengan banyak (sering humoris atau menyinggung) spanduk membuka sebelum pertandingan. Flare biasanya hadir, tetapi mereka juga menyebabkan ditinggalkannya leg kedua pertarungan 2004-05 Liga Champions perempat final antara Milan dan Inter pada tanggal 12 April setelah suar dilemparkan dari kerumunan oleh pendukung Inter Milan menyerang kiper Dida pada bahu.Persaingan yang paling penting lainnya adalah dengan Juventus, dua berpartisipasi dalam Derby d'Italia. Sampai skandal sepakbola Italia 2.006, yang melihat Juventus diturunkan, keduanya adalah satu-satunya klub Italia untuk tidak pernah bermain di bawah Serie A. Dalam beberapa tahun terakhir, pasca-Calciopoli, Inter telah mengembangkan persaingan dengan Roma, setelah selesai runner-up untuk Inter dalam semua kecuali satu dari lima Inter musim Scudetto pemenang antara tahun 2005 dan 2010. Kedua belah pihak juga telah diperebutkan dalam final Coppa Italia 5 dan empat Supercoppa Italiana final sejak 2006. Klub lain, seperti Atalanta dan Napoli, juga dianggap di antara saingan mereka








»»  READMORE...

ULTRAS AS ROMA


  

AS Roma adalah yang memiliki Fans terbanyak kelima selain Juventus , Internazionale , Milan dan Napoli dengan sekitar 7% dari penggemar sepak bola Italia mendukung AS Roma (menurut penelitian Institut Doxa-L'Espresso terhadap April 2006). Secara historis Bagian terbesar dari pendukung AS Roma di kota Roma datang dari penduduk kota bagian dalam, terutama Testaccio. Kelompok Fans pendukung AS Roma yang tertua adalah Commando Ultra Curva Sud biasa disingkat CUCS ; kelompok ini didirikan oleh penggabungan kelompok-kelompok kecil dan dianggap salah satu yang paling bersejarah dalam sejarah sepakbola Eropa. Namun , pada pertengahan 1990-an CUCS telah dirampas oleh kelompok yang bersaing dan akhirnya bubar. Sejak saat itu, Curva Sud dari Stadion Olimpico telah dikendalikan oleh kelompok sayap kanan seperti : AS Roma Ultras , BOYS , Giovinezza dan lainnya. Pada bulan September 2009 klub mengumumkan rencana untuk membangun baru stadion berkapasitas 55.000 di pinggiran barat Roma.
Stadio Olimpico saat pertandingan Roma Lagu kebangsaan klub paling dikenal dan menjadi motto adalah Roma, Roma, Roma yang diciptakan oleh Antonello Venditti. Judulnya kurang lebih memiliki makna "Roma tidak untuk dipertanyakan, tetapi untuk dicintai" dan dinyanyikan setiap sebelum pertandingan, lagu Grazie Roma , dengan penyanyi yang sama, dimainkan pada akhir pertandingan kandang saat menang. Baru-baru ini reff utama dari The White Stripes lagu dari Seven Nation Army juga telah menjadi sangat populer dalam pertandingan.
Dalam sepak bola Italia AS Roma adalah klub dengan banyak persaingan, pertama dan terpenting adalah persaingan mereka dengan rival se-kota mereka SS. Lazio. Derby antara keduanya disebut Derby della Capitale , itu adalah pertandingan satu tim se-kota (derby) yang paling panas dan emosional dalam sejarah persaingan sepakbola di dunia. Hasil telah melihat beberapa kasus kekerasan di masa lalu termasuk kematian Fans Lazio, Vincenzo Paparelli di musim 1979-1980 sebagai akibat dari sebuah senjata api ditembakkan dari Tribun Curva Sud.
Dengan Napoli , Roma juga bersaing di Derby del Sole persaingan yang berarti "Derby Matahari". Saat ini juga persaingan antar fans klub raksasa Serie A lainnya seperti Juventus (persaingan lahir terutama pada 1980-an), Milan dan Inter (meningkat dalam tahun-tahun terakhir) yang bersaing untuk dapat menduduki zona Liga Champions.



»»  READMORE...

ULTRAS JUVENTUS

 

Juventus merupakan salah satu klub sepak bola dengan jumlah pendukung terbesar di Italia, dengan jumlah tifoso hampir 12 juta orang (32.5% dari total tifosi bola di Italia), merujuk pada penelitian yang dilakukan pada Agustus 2008 oleh harian La Repubblica, dan merupakan salah satu klub dengan jumlah supporter terbesar di dunia, dengan jumlah fans hampir 170 juta orang (43 juta orang di Eropa), selebihnya ada di Mediterrania, yang kebanyakkan diisi oleh imigran Italia. Tim Turin ini juga mempunyai fans club yang cukup besar di seluruh dunia, salah satunya di Indonesia melalui Juventini Indonesia.
Tiket-tiket pertandingan kandang Juve memang tidak selalu habis setiap kali Juve bertanding di Seri-A atau Eropa, kebanyakkan fans Juve di Turin mendukung tim kesayangan mereka lewat bar-bar atau restoran. Di luar Italia, kekuatan supporter Juventus sangatlah kuat. Juve juga sangat popular di Italia Utara dan Pulau Sisilia, dan menjadi kekuatan besar saat Juve bertanding tandang, lebih dibandingkan para pendukung di Turin sendiri.
Untuk kawasan Indonesia sendiri sejak awal musim 2006-07 sudah berdiri sebuah komunitas khusus bagi para penggemar Juventus, dengan nama Juventus Club Indonesia (JCI). Komunitas ini kemudian diakui sebagai satu-satunya fans club resmi Juventus untuk Indonesia pada awal musim 2008-09 setelah hampir tiga tahun berjuang untuk mendapatkan lisensi dari pihak Juventus Italia.3. ULTRAS JUVENTUS




»»  READMORE...